"Semuanya ikut merasa sedih. Mendengarnya saja masih merasa sedih," kata guru kelas Bagas, Harmeini Kustati.
Selain guru, teman sekelas Bagas juga merasa kehilangan atas tewasnya sahabat mereka tersebut. Menurut para teman, Bagas merupakan sosok yang baik dan pintar.
"Baik orangnya, rajin, pintar," tutur teman sekelas Bagas, Luki.
Rabu 26 April 2017, Bagas dikira pencuri oleh ayahnya yang mendengar pintu kamar terbuka. Sang ayah lalu melepaskan tembakan ke arah Bagas.
Usai kejadian salah tembak tersebut, sang ayah langsung pergi. Nantinya, jika terbukti ada unsur kelalaian, pelaku terancam hukuman lima tahun penjara.
Saksikan penuturan teman dan guru korban salah tembak ayah kandung berikut ini.
JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT,
SILAHKAN BAGIKANKE TEMAN ANDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar